PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN ORDOLANAN UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM MEMPELAJARI
MATRIKS
M. Yusuf Mudzaki
Progam Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Tulungagung
e-mail : mudzaki38@gmail.com
ABSTRAK
Penulisan
karya ilmiah ini bertujuan untuk (1) memberikan solusi untuk mengatasi
kesulitan dalam memahami konsep matriks pada siswa kelas XII, (2) mengilustrasikan
matriks dalam media pembelajaran ordolanan untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Siswa dan guru sering menemukan kesulitan-kesulitan dalam memahami konsep
matriks. Berbagai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih belum
maksimal, jika hanya menggunakan metode ceramah siswa masih merasa kesulitan
dalam memahami konsep matriks. Oleh sebab itu penulis membuat media
pembelajaran ordolanan untuk memudahkan pemahaman mengenai konsep matriks.
Hasil penulisan karya ilmiah ini adalah (1) siswa mengalami kesulitan dalam
memahami konsep matriks, (2) penggunaan media pembelajaran ordolanan untuk
memahamkan konsep matriks. Media pembelajaran ordolanan merupakan media belajar
menggunakan power point yang menjelaskan mengenai matriks. Penerapan media
pembelajaran ordolanan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari
matris.
Kata kunci :Media Pembelajaran, Ordolanan, Power
Point , Konsep Matriks
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang
(Binti, 2009 : 5). Di era modern ini pendidikan semakin diutamakan
dalam masa pertumbuhan peserta didik, karena dengan pendidikanlah peserta didik
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pendidikan bisa diterima dengan baik jika peserta didik dalam kondisi
dan situasi yang nyaman, karena dalam
pelaksanaan proses pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
keluarga, lingkungan hidup, teman sebaya, dan media elektronik. Dari semua faktor tersebut harus seimbang dan
tidak ada masalah pada satu faktorpun yang mempengaruhi proses pendidikan.
Dengan demikian sehingga pendidikan dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan tujuan pendidikan yaitu untuk mempersiapkan hidup dengan baik.
Matematika
adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Banyak
hal disekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika. Mencari nomor
rumah seseorang, menelpon, jual beli barang, menukar uang, mengukur jarak dan
waktu, dan masih banyak lagi. Karena ilmu ini demikian penting maka konsep
dasar matematika yang benar , yang diajarkan kepada seorang anak, haruslah
benar dan kuat. Paling tidak, hitungan dasar yang melibatkan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian harus dikuasai dengan sempurna. Setiap
orang, siapapun dia, pasti bersentuhan dengan salah satu konsep diatas dalam
keseharianya (Ariesandi, 2005 : 1). matematika selalu berkaitan dengan kegiatan
kita sehari-hari, maka sangatlah
penting bagi kita untuk menguasai ilmu
matematika. Dalam proses belajar konsep dasar matematika dapat kita praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari, maka akan lebih mudah untuk memahami konsep dasar
tersebut.
Pada tingkat SMP
dan SMA matematika dan ilmu eksakta lainya semakin menjadi momok yang
menakutkan. Salah satu faktornya adalah peletakan dasar matematika ketika anak
berusia 5-8 tahun. Seorang anak dengan pengetahuan dasar yang kuat akan dengan
mudah memahami intruksi matematika pada level-level berikutnya. Pembelajaran
matematika pada anak-anak, terutama pada anak usia dini, sangat berpengaruh
terhadap keseluruhan proses mempelajari matematika di tahun- tahun berikutnya.
Jika konsep dasar yang diletakkan kurang kuat atau anak mendapatkan kesan buruk
pada perkenalan pertamanya dengan matematika, maka tahap berikutnya akan
menjadi masa-masa sulit dan penuh perjuangan.
Sekarang
banyak peserta didik yang sulit memahami materi matematika yang disampaikan
oleh guru, Terutama materi tentang Matriks yang diajarkan pada siswa kelas XII
semester ganjil. Kesulitan dalam memahami materi ini mungkin disebabkan karena
kurang tepatnya metode yang di pakai oleh guru. Media pembelajaranpun juga
berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar dalam kelas. Jika hanya
menggunakan metode ceramah mungkin siswa kurang maksimal dalam menguasai materi
yang diberikan. Maka sangatlah penting peran guru dalam proses belajar
mengajar. Guru harus mengetahui urutan-urutan pembelajaran agar siswa menguasai
dengan matang suatu konsep matematika. Langkah-langkah pembentukan konsep dasar
matematika dalam otak dan memori siswa haruslah memerhatikan aspek-aspek
fisiologis dan fungsional otak, kematangan emosional, gaya belajar,
kepribadian, dan tahap-tahap perkembangan anak itu sendiri (Ariesandi, 2005 :
1). Dalam hal ini guru sangat berpengaruh untuk kesuksesan proses belajar
peserta didik. Maka guru harus mempunyai metode yang tepat dalam proses
pembelajaran. Selain itu media pembelajaran juga penting digunakan untuk memaksimalkan
pemahaman peserta didik, media pembelajaran dapat dibuat semenarik mungkin agar
dapat menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga
peserta didik dapat terfokus pada materi yang dijelaskan menggunakan media
pembelajaran tersebut, maka peserta didik akan lebih mudah untuk memahami
materi yang disampaikan oleh guru.
KAJIAN TEORI
1.
Media Pembelajaran
a.
Pengertian
Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’. Dalam bahasa arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dan pengirim kepada penerima pesan. Media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
Batasan lain
telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya akan diberikan
berikut ini. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampaian
atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator adalah penyebab
atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikanya. Dengan
istilah mediator media menunjukan
fungsi atau peranya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak
utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan
pengertian bahwa setiap system pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai
dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media.
Ringkasnya. Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran (Azhar, 2007 : 3-4). Media merupakan sarana atau saluran untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam sebuah komunikasi. Media juga berperan
penting dalam suatu pembelajaran, biasanya media digunakan untuk membantu siswa
agar lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.
b.
Fungsi
dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam suatu
prooses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar
dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu
metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang
sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang
diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Ada empat fungsi
media pembelajaran , khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b)
fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi
atensi
media fisual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik pada materi pelajaran atau mata pelajaran itu
salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak
memperhatikan. Media gambar yang diproyeksikan melalui overhead projektor dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian
mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian kemungkinan
untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar
Fungsi
afektif media
visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
Fungsi
kognitif
media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pasan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa
yang lemah dalam membaca untuk mengoorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
c.
Pengembangan
Media Pembelajaran
Salah satu
kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan
terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang
sesuai belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkanya sendiri. Ooleh
karena itu, pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media sederhana
yang dapat dikerjakan sendiri oleh guru. Media tersebut meliputi media berbasis
visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide), media
berbasis audio-visual (video dan audio-tape), dan media berbasis computer
(computer dan video interaktif).
d.
Media
Berbasis Visual
Visualisasi pesan, infoormasi, atau konsep yang
ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk,
seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan
gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar
yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu,
grafik merupakan representasi simbolis dan artistic sesuatu objek atau situasi.
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual
ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal
ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan
yang timbul, merencanakanya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar
visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi.
e.
Media
Berbasis Audio-visual
Media audio dan audio visual merupakan bentuk media
pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan
seperti tape recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena tape
dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam kembali. Di
samping itu, tersedia pula materi audio yang dapat digunakan dan dapat
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang
memotivasi. Audio tape recorder juga dapat dibawa kemana-mana, dank arena tape
recorder dapat menggunakan baterai, maka ia dapat digunakan di lapangan atau di
tempat-tempat yang tak terjangkau ooleh listrik. Kaset tape audio dapat pula
dimanfaatkan untuk pelajaran dan tugas di rumah. Ini dimungkinkan karena hampir
semua siswa memiliki mesin radio tape.
f.
Media
Berbasis Komputer
Kemajuan teknologi koomputer sejak muncul pada
tahun 1950-an hingga tahun 1960-an sangat lamban. Ruangan besar dan jumlah
orang yang cukup banyak diperlukan untuk menjalankan computer pada masa itu.
Namun sejak tahun 1975 ketika ditemukan prosesor kecil (microprocessor) keadaan tersebut berubah secara dramatis. Prosesor
kecil berisikan semua kemampuan yang diperlukan untuk memproses berbagai
perintah yang sebelumnya harus dilakukan oleh peralatan yang memenuhi ruangan
besar. Bahkan, pengembangan prosesor kecil itu terus berlangsung hingga kini
yang bukan saja ukuranya lebih kecil tetapi juga kemampuanya semakin besar.
Kemampuan menangani infoormasi dan intruksi yang hampir tiada terbatas dengan
kecepatan yang semakin tinggi. Dengan demikian, ukuran computer menjadi kecil
yang karena ukuranya itu diberi nama “laptop” atau “notebook” yang dapat dibawa
kemana-mana di dalam sebuah tas jinjing kecil. Harga computer juga semakin
terjangkau untuk penggunaan di rumah tangga secara perorangan.
Di samping digunakan untuk keperluan administrasi
dan pengembangan usaha pada perusahaan besar dan kecil, computer pun mendapat
tempat di sekolah-sekolah. Di Negara maju, misalnya Amerika Serikat, computer
sudah digunakan di sekolah-sekolah dasar sejak tahun 1980-an dan kini di setiap
sekolah komputer sudah merupakan barang yang lumrah (Ariesandi, 2005 : 1).
Uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang digunakan untuk
menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih
mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga tujuan dalam
belajar bisa tercapai sesuai yang diharapkan oleh guru dan siswa itu sendiri.
2.
Media Pembelajaran Ordolanan
a.
Pengertian
media pembelajaran ordolanan
Media pembelajaran Ordolanan adalah media belajar menggunakan
power point yang menjelaskan mengenai matriks. Sedangkan Microsoft Power Point itu sendiri merupakan sebuah software yang dibuat
dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multi media. Program ini dirancang khusus untuk
menyampaikan presentasi yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik (Maman, 2013 : http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/06/media-pembelajaran-berbasis-power-point.html). Peneliti memberi nama media pembelajaran ordolanan karena dalam proses
pembelajaranya terdapat suatu permainan yang bisa membuat siswa tidak merasa
jenuh atau bosan dalam belajar matriks. Misalnya : senam mini, tebak kata,
bernyanyi, pijat-memijat, dan lain sebagainya. Sebenarnya ordolanan berasal
dari dua kata yaitu: ordo dan dolanan, ordo adalah sesuatu yang berhubungan
dengan materi yaitu matriks, sedangkan dolanan dalam bahasa indonesia berarti
permainan. Karena dalam proses pembelajaran media ini terdapat suatu game di
dalamnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran ordolanan adalah
media belajar yang menarik dan menyenangkan.
3.
Matriks
a.
Pengertian
Matriks
Matriks adalah
susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m x n) adalah
A =
Entri aij disebut
elemen matriks pada baris ke-i dan
kolom ke-j . jika m = n
, maka matriks tersebut dinamakan juga matriks bujursangkar. Menuliskan matriks
dalam bentuk persegi panjang di atas merupakan pemborosan tempat, oleh karena
itu kita lazim menuliskan matriks dengan notasi ringkas A = [aij].
b. Operasi pada matriks
Operasi pada matriks pada dasarnya
sama dengan operasi-operasi matematika pada umumnya, operasi pada matriks
antara lain:
1. Penjumlahan Matriks
Penjumlahan
matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai ukuran
(orde) yang sama. Jika A = (aij) dan B = (bij) adalah matriks-matriks berukuran
sama, maka A + B adalah suatu matriks C = (cij) dimana (cij) = (aij) + (bij)
atau [A]+[B] =
[C] mempunyai
ukuran yang sama dan elemennya (cij) = (aij) + (bij).
2. Pengurangan Matriks
Sama seperti pada penjumlahan
matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada matriks-matriks yang
mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berbeda maka matriks hasil tidak
terdefinisikan.
3. Perkalian Matriks dengan Skalar
Jika k
adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij) maka matriks kA(kaij) yaitu suatu matriks
kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan k. Mengalikan
matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau dibelakang matriks.
4. Hukum Perkalian Matriks:
a. Hukum
Distributif, A*(B+C) = AB + AC
b. Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C
c. Tidak Komutatif A*B ¹ B*A
d. Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan
1. A = 0 dan B = 0
2. A = 0 atau B = 0
3. A ¹ 0 dan B ¹ 0
e. Bila A*B = A*C, belum tentu B = C (Rinaldi, 2012 : 98).
Uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa matriks adalah suatu bilangan yang berbentuk persegi
panjang yang diatur menurut aturan baris dan kolom. Pada matriks juga terdapat
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
PEMBAHASAN
1. Kesulitan
Siswa Dalam Belajar Matriks
Secara sederhana belajar dapat
diartikan sebagai proses memperoleh pengertahuan. Belajar adalah proses
mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun
manusiawi. Agar dapat mencapai keberhasilan belajar yang maksimal tentunya
siswa harus memahami terlebih dahulu apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
belajar tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor ekternal.
1.
Faktor internal merupakan
faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, seperti:
a. Kondisi fisik yang normal
b. kondisi fisik yang normal
c. kondisi kesehatan fisik
d. intelegensi
e. Kemampuan
f.
Bakat
g. daya ingat serta daya serap
2.
Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri, yang meliputi:
a. lingkungan keluarga
b. lingkungan sekolah
c. lingkungan masyarakat
d. waktu
Tujuan belajar yang utama yaitu bahwa apa yang
dipelajari dapat berguna di kemudian hari. Kegagalan belajar dapat terjadi
apabila tujuan dari proses belajar tidak tercapai, yaitu ada siswa yang hasil
belajarnya di bawah standar yang ada. Kegagalan belajar itu sendiri berhubungan
dengan kesulitan siswa dalam belajar.
kesulitan belajar siswa adalah suatu kondisi yang
menimbulkan hambatan dalam proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan
orang tersebut mengalami kegagalan atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam
mencapai tujuan belajar. Kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelasikan soal-soal
matriks adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
mengenai matriks yang dilihat dari kesalahan siswa itu sendiri yang dilakukan
pada langkah penyelesaian. Kesulitan dalam menyelesaikan soal matriks ini
disebabkan karena;
a. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep atau materi
matriks
Siswa kurang memahami konsep awal dalam belajar
matriks sehingga materi selanjutnya sulit untuk diterima dan dimengerti
b. Proses pembelajaran yang membosankan
Proses pembelajaran yang membosankan akan membuat
siswa sulit untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru. Tidak adanya alat
bantu atau media juga dapat menyebabkan para siswa merasa bosan dalam belajar.
c. Kurang memahami langkah-langkah penyelesaian soal
Ketidak fahaman konsep awal dalam belajar matriks
pasti akan menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matriks.
Dengan diduganya kemungkinan-kemungkinan tersebut maka
untuk melihat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matriks digunakan
standar ketuntasan belajar siswa yaitu apabila ada > 85% dari seluruh siswa
menguasai 65% dari materi yang diajarkan yang hendak dicapai (Fatimah, 2010 : http://imah20.wordpress.com/2010/06/10/proposal-latihanku/.html ).
Uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa dalam mempelajarai matriks disebabkan
karena kurang menariknya proses pembelajaran yang berlangsung, tidak adanya
alat bantu (media) untuk menjelaskan materi matriks, dan proses pembelajaran
yang membosankan. Dengan proses pembelajaran yang seperti ini siswa akan merasa
jenuh dan bosan, sehingga merasa kesulitan untuk memahami materi matrik yang
dijelaskan oleh guru.
2.
Media Pembelajaan Ordolanan
a. Pengertian media pembelajaran ordolanan
Media pembelajaran Ordolanan adalah media belajar
menggunakan power point yang menjelaskan mengenai matriks. Sedangkan Microsoft
Power Point itu sendiri merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan
oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multi
media. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi yang mampu
menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Peneliti memberi nama
media pembelajaran ordolanan karena dalam proses pembelajaranya terdapat suatu
permainan yang bisa membuat siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam belajar
matriks. Misalnya : senam mini, tebak kata, bernyanyi, pijat-memijat, dan lain
sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran ordolanan adalah
media belajar yang menarik dan menyenangkan.
b.
Manfaat
penggunaan media pembelajaran ordolanan
Manfaat penggunaan media power point dalam
pembelajaran antara lain:
1.
Media
pembelajaran ordolanan dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.
Media
pembelajaran ordolanan dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
3.
Media
pembelajaran ordolanan dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4.
Media
pembelajaran ordolanan Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf
dan animasi.
5.
Pesan
informasi secara visual mudah dipahami oleh siswa.
6.
Dapat
disimpan dalam bentuk CD / Disket / Flashdisk, sehingga paraktis untuk di bawa
ke mana-mana.
7.
Media
pembelajaran ordolanan dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa yang dijelaskan melalui slide (Azhar, 2007 :26-27).
c.
Contoh
slide media pembelajaran ordolanan
Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media pembelajaran ordolanan dapat membuat siswa lebih mudah untuk
mempelajari matriks. Karena penyajian media pembelajaran ordolanan lebih
menarik dan menyenangkan sehingga akan membuat siswa lebih nyaman untuk menjalani
proses pembelajaran yang berlangsung.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a.
kesulitan belajar siswa
dalam belajar matriks adalah suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam
proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan orang tersebut mengalami
kegagalan atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar.
Kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelasikan soal-soal matriks adalah kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal mengenai matriks yang
dilihat dari kesalahan siswa itu sendiri yang dilakukan pada langkah
penyelesaian.
b.
Media
pembelajaran Ordolanan adalah media belajar menggunakan power point yang
menjelaskan mengenai matriks. Media pembelajaran ini dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi, dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
siswa, dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, Penyajiannya
menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, Dapat disimpan dalam
bentuk CD / Disket / Flashdisk, sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.
Dengan demikian proses pembelajaran akan berlangsung lebih menarik dan
menyenangkan. sehingga media pembelajaran ordolanan ini dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam mempelajari matriks.
2.
Saran
Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu
mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa, sehingga guru akan
lebih mudah dalam mengatasi masalah tersebut. Dalam mengatasi masalah kesulitan
pada siswa guru harus bisa menentukan solusi yang tepat, seperti: proses
belajar menggunakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan misalnya
media pembelajaran oordolanan.
DAFTAR
RUJUKAN
Setyono, Ariesandi.
2007. Mathemagics Cara Jenius Belajar Matematika. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta : Teras.
Arsyad, Azhar. 2007. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Munir, Rinaldi. 2012. Matematika
Diskrit. Bandung : Informatika
Fatimah. 2010. Proposal Latihanku. Dalam http://imah20.
wordpress. com/2010/06/10/proposal-latihanku/.html, diakses tanggal 30
November 2014
Pranata, Maman. 2013. Media
Pembelajaran Berbasis Power Point. dalam http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/06/media-pembelajaran-berbasis-power-point.html.
diakses tanggal 1 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar